Selasa, 05 Februari 2013

Manfaat Sosiologi dalam kehidupan masyarakat


1. Menambah Pengetahuan Kebhinnekaan SosialSeperti: keragaman ras, suku dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut system nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi kita akan memperoleh pengetahuan tentang macam-macam karakteristik social individu maupun kelompok individu dalam masyarakat
.2. Menumbuhkan Kepekaan terhadap Toleransi SosialSosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi social dalam pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling perngertian dan saling menguntungkan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosila yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang lain, sehingga mesti membangun kerja sama saling menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lain.
3. Menghindari Konflik Sosial
Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik social, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antargolongan, antarsuku, maupun antarras. Pada dasarnya konflik social itu akan terjadi jika di antara dua kubu mempunyai prinsip-prinsip atau pola piker yang berbeda-beda.
4. Menghindari Dominasi Sosial
Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan. Dominasi social pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan terselubung dari kelompok yang kuat kepada kelompok yang lemah, dari kelompok yang besar kepada kelompok yang kecil. Dengan tumbuhnya solidaritas social sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik social dan individu melalui sosiologi, maka dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat dihindari, paling tidak dapat dikurangi.
5. Meningkatkan Integritas Nasional
Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standart hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang berbhinnekaan ras, suku, dan agama sering kali menimbulkan ekses-ekses yang negative. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang erat di antara unsure-unsur social yang saling berbeda pada masyarakat yang majemuk, sehingga dapat meningkatkan integritas social bagi masyarakat tersebut.
6. Interaksi Sosial
Interaksi sosila merupakan hal penting dalam sosiologi, karena merupakan syarat terjadinya aktivitas social dalam masyarakat. Interaksi social merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang di dalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun individu dengan kelompok. Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada pelbagai factor:
a. Factor Imitasi, proses meniru perilaku orang lain dapat positif dan negative.
b. Factor Sugesti, apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c. Factor Identifikasi, kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dala diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
d. Factor Simpati, suatu proses diman seseorang merasa tertarik dengan pihak lain.
7. Kelompok Sosial
Secara sosiologis, kelompok social adalah setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara berulang-ulang.
Kesadaran berinteraksi ini diperlukan oleh mereka untuk menciptakan suatu kelompok, sedangkan kehadiran fisik semata-mata sama sekali tidak diperlukan.
Kesadaran berinteraksi ini sangat penting karena melalui kelompoklah, seorang individu menghayati aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Melalui interaksi dengan kelompoknya maka seorang individu mampu memenuhi kebutuhan
8. Peran dan Status Sosial
Setiap masyarakat selalu ada pembagian peran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karena melalui peran-peran yang berbeda itu masyarakat dapat berjalan dengan seimbang. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau kedudukan kelompok dalam kaitannya dengan kelompok-kelompok lain. Ada 2 jenis peran atau status dalam sosiologi, yaitu :
a. Achieved role, suatu peran dan status yang dicapai/diperjuangkan melalui pilihan, usaha, dan tenaga sendiri.
b. Ascribed role, suatu peran dan status yang diperoleh berdasarkan keturunan, tanpa memperhitungkan selera, kemampuan dan hasil kerja seseorang.
9. Ketertiban dan Pengendalian Sosial
Dalam suatu system kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan lancar digunakan dipakai untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarkat sederhana, sosialisai menciptakan ketertiban social dengan cara mempersiapkan orang agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan.
Masyarakat yang teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan orang melaksanakan sebagian besar kewajiban mereka kepada orang lain dan mampu menuntut hak mereka dari orang lain.
10. Sosiolog Sebagai Ahli Riset
Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat.
Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu men-ernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosio-log harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar dampak negatif yang mung-kin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal i-tu pula, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada po-la-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar